Physical evidence pengusaha makana bakmi jawa

Bakmi Jawa Si Pemuas Rindu
Senin, 22 Maret 2010 | 14:27 WIB
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Rohmadi mengantarkan bakmi jawa pesanan pelanggan di rumah makan Bumen Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (19/3).
TERKAIT:
KOMPAS.com - Masakan dari kampung sering bikin kangen para perantau. Jika belum sempat kembali ke kampung, makanan itu bisa jadi pengobat rindu. Salah satu makanan yang kerap bikin kangen adalah bakmi jawa.
Barangkali ada puluhan warung yang menjajakan bakmi jawa di Ibu Kota. Setiap warung menawarkan bakmi dengan olahan khas dari Jawa lengkap dengan serangkaian suasana guna mengingatkan pelanggan akan kampung halaman.
Di kawasan Jalan Penjernihan hingga Pejompongan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, minimal ada dua warung yang menjajakan bakmi jawa, yakni rumah makan (RM) Bakmi Jawa dan Bumen Jaya. Keduanya menghadirkan menu bakmi goreng, bakmi rebus, dan nasi goreng sebagai menu andalan. Tentu saja, hidangan dimasak dengan sentuhan khas masakan Jawa.
RM Bakmi Jawa berlokasi sekitar 100 meter setelah perempatan Karet Bivak. Sajian bakmi jawa merupakan campuran dari mi kuning basah dan sedikit bihun. Bakmi dipadu bumbu, seperti bawang merah, bawang putih, dan kemiri, serta dicampur telur plus suwiran daging ayam kampung. Harga seporsi bakmi Rp 15.000.
Pembeli yang ingin mengenang kenikmatan ayam kampung boleh memesan tambahan daging, mulai dari kepala ayam, paha, atau brutu. Ada pula uritan atau bakal telur serta rempela ati. Tidak hanya itu. Sebagai teman makan bakmi, ada tempe dan tahu bacem serta sate telur puyuh. Emping berukuran jumbo juga tersedia sebagai teman menyantap bakmi. Selain bakmi goreng, ada pula sajian bakmi rebus dengan sedikit kuah kental.
Beragam minuman juga ditawarkan sebagai pelepas rindu dengan kampung halaman. Sebut saja wedang ronde, bajigur, atau wedang jahe.
”Menu di rumah makan ini khas Jawa. Resep dan cara memasak bakmi juga dipertahankan sejak dulu. Begitu juga dengan minuman yang kami tawarkan juga khas Jawa sehingga kami tidak menjual minuman bersoda,” ucap Selly, karyawan di rumah makan itu.
”Nyemek”
Rumah makan lain yang juga menyajikan menu bakmi jawa adalah Bumen Jaya, sekitar 100 meter selepas rel kereta api Pejompongan. Rumah makan yang buka pukul 12.00 hingga 01.00 itu didesain seperti rumah makan bakmi jawa pada umumnya, yakni menaruh gerobak bakmi di muka rumah makan. Proses pembuatan bakmi menjadi satu ”hiburan” khas bagi para pembeli.
Selain menu bakmi goreng dan bakmi kuah, rumah makan itu menawarkan menu bakmi nyemek. Bakmi nyemek ini dibuat seperti bakmi kuah, tetapi tidak berkuah.
Bumbu bakmi di Bumen Jaya ini dibuat khas, hasil temuan pendirinya, almarhum Mohammad Anwar Sanusi. ”Untuk memasak bumbu, diperlukan waktu 4-5 jam,” kata Yani, putri Anwar.
Jika Bakmi Jawa dan Bumen Jaya sangat kental dengan suasana Jawa, berbeda dengan Sagoo di Mal Kelapa Gading I. Restoran yang mengusung tema peranakan ini menawarkan dua resep bakmi jawa hasil warisan leluhur pemilik Sagoo Kitchen di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ada dua jenis bakmi jawa di Sagoo Kitchen, yakni Mee Djawa dan Mee Petroek. Keduanya tersaji dalam dua pilihan, yakni nyemek atau goreng.
Walau keduanya mi jawa, rasa dan penampilannya agak berbeda. Mee Djawa berbumbu lebih ringan dengan taburan bawang goreng. Tanpa suwiran daging ayam, hanya kocokan telur, irisan kubis, daun bawang, dan irisan cabai yang mewarnai mi kuning bertekstur halus ini.
Sementara itu, Mee Petroek memakai mi yang lebih besar, seperti mi medan dan bumbu lebih kental. Walau keduanya disajikan panas, konsumen dapat segera menyantapnya karena mi jawa itu terhidang dalam piring keramik biru berdiameter cukup lebar sehingga uap panas cepat menghilang.
Mi jawa yang tidak kalah terkenal adalah Bakmie Jogja Japé Méthé. Warung mi itu memiliki lebih dari 10 cabang di Jakarta, Tangerang, dan Bandung.
Menu andalan warung itu adalah bakmi goreng, nasi goreng, bihun goreng, menu magelangan, yakni nasi goreng campur bakmi, bakmi campur godok, bihun godok dan bakmi godok.
Para pelanggan selalu meminati hidangan bakmi godok itu karena selalu tersaji panas, baru selesai dimasak. Bakmi dimasak di atas anglo, kompor tanah liat berbahan bakar arang.

http://megapolitan.kompas.com/read/2010/03/22/14272272/Bakmi.Jawa.Si.Pemuas.Rindu

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Semua orang suka bakmi jawa, prospeknya cerah bisnis bakmi jawa.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
PINTER, ASIK CARI TEMEN BERGAUL DEH